Senin lalu (17/12/2018), Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Najih Prasetyo mengintruksikan seluruh kader IMM di Indonesia untuk melakukan aksi serentak pada hari Jum’at (21/12/2018) di daerahnya masing. Aksi tersebut berupa membela para Muslim Uighur yang sedang menjadi pembicaraan dunia. Untuk itu aksi tersebut bertujuan untuk mendesak pemerintah Indonesia segera bersikap sekaligus membuka mata masyarakat bahwa telah terjadi kekerasan kepada muslim Uighur. (Sumber: suaramuslim.net)
Pagi tadi, Jum’at (21/12/2018) tepatnya jam 08.30, DPD
Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Kalimantan Barat melakukan aksi bela muslim
Uighur sesuai intruksi DPP IMM. Aksi diselenggarakan di Taman Digulis Kota
Pontianak serta dihadiri oleh para kader-kader IMM yang ada di Pontianak.
Ketua Umum DPD IMM Kalbar, Suharman yang turun langsung
bertugas sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) menjelaskan bahwa tujuan utama
diselenggarakannya aksi ini bertujuan untuk meminta kepada pemerintah Indonesia
untuk mendesak pemerintah Tiongkok untuk bisa memberikan akses informasi
terkait apa yang terjadi di Provinsi
Xinjiang.
Ketua Umum DPD IMM KALBAR, Suharman |
“Hari ini terkait aksi bela muslim Uighur, IMM sendiri
mengadakan aksi serentak di seluruh Indonesia, menyuarakan hal yang sama dan
hak yang sama terhadap muslim Uighur di Tiongkok yang dimana pada hari ini
mereka dipaksa untuk tidak melakukan ibadah, melakukan hal-hal yang tidak
semestinya mereka lakukan serta Tiongkok sendiri tertutup untuk media-media
massa yang ada. Dan kita meminta hari ini kepada pemerintah Indonesia untuk
mengambil sikap dan melakukan pertemuan terhadap pemerintah Tiongkok”, Kata pemuda
asal Ketapang ini.
“IMM sendiri meminta kepada pemerintah Indonesia mendesak
pemerintah Tiongkok untuk memberikan akses informasi kepada seluruh dunia
terhadap apa yang sebenarnya terjadi di Provinsi Xinjiang. Pada hari ini kita
tahu sendiri bahwa Tiongkok menutup akses ataupun mengelabui masyarakat dunia
terhadap hal-hal yang terjadi hari ini di sana. Yang dimana hari ini mereka
membentuk camp-camp konsentrasi untuk mengurung sekitar 1 juta lebih masyarakat
muslim Uighur di Tiongkok”, tambahnya.
Salah satu peserta aksi, Syarif Syamsurijal selaku Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura mengatakan, “Yang
hari ini sedang kita perjuangkan adalah bagaimana pemerintah Indonesia bisa
membuktikan kepiawaiannya dalam rangka mewujudkan ketertiban dunia, karena kita
harus mengakui bahwa Indonesia adalah garda terdepan dalam proses pembelaan
Palestina sampai hari ini, Indonesia juga menjadi mediator muslim Rohingya di
Myanmar dan itu berhasil, ketika memang pemerintah Indonesia berhasil
menyuarakan pembebasan muslim Uighur di Tiongkok ini membuktikan bahwa memang
Indonesia sebagai Negara mayoritas muslim memiliki independensi, memiliki
kegigihan untuk memperjuangkan ketertiban dunia".
"Dan ini adalah perjuangan
diplomasi, kita di bawah ini hanya bisa mengangkat isu ini ke jajaran atas
sehingga membuktikan bahwa memang Negara ini sedang tidak baik-baik saja,
artinya ada aksi ini adalah sebagai sarana pembuktian bahwa bukan hanya
pemerintah Indonesia yang kekeuh, tapi juga rakyatnya sebagai muslim, dan yang
lebih ditekankan di IMM adalah kasus yang terjadi di Tiongkok ini adalah
pelanggaran HAM” jelasnya.
Aksi berlangsung
selama satu jam. DPD IMM Kalbar saat ini menunggu tanggapan dari pemerintah,
apabila pemerintah tidak menanggapi, maka mereka khususnya DPD IMM Kalbar akan mengajak
Himpunan-himpunan lainnya untuk beraliansi mengadakan aksi lanjutan. (arr)